Kendala masih membayangi pengimplementasian Kurikulum 2013. Salah
satunya adalah distribusi buku paket yang tidak merata ke setiap
sekolah. Kendala tersebut diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga DIJ, Kadarmanta Baskara Aji.
Menurut dia, tidak meratanya pendistribusian buku paket di DIJ akibat
data jumlah siswa yang diberikan sekolah ke Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) adalah data lama. Sehingga, pada saat
penerimaan siswa baru terjadi ketidaksesuaian data.
“Sekolah kebanyakan masih menggunakan data kelas terakhir. Padahal
bisa saja tahun ajaran baru ini sekolah sudah menambah atau mengurangi
kuota siswa,” kata Aji kemarin (14/8).
Dari laporan yang masuk Disdikpora DIJ, tercatat kekurangan yang
dialami sekolah bervariasi. Bahkan ada sekolah yang sampai kekurangan
100 eksemplar buku paket.
Diungkapkan Aji, terdapat sekitar 20 dari 64 SD dan 29 SMP yang tidak
cocok pendistribusian buku paketnya. Di tingkat SMA/SMK jumlah
kekurangan lebih sedikit, sekitar sepuluh buku di lima hingga tujub
sekolah dari total 29 SMA dan 23 SMK yang menerapkan Kurikulum 2013.
“Ketidakcocokan pendistribusian buku paket tingkat SD dan SMP lebih
besar dibandingkan SMA/SMK. Penyebabnya, karena jumlah buku panduannya
yang juga lebih banyak,” jelas Aji.
Di tingkat SD, terang Aji, diperlukan empat macam buku paket
sedangkan tingkat SMP buku paket yang disediakan sebanyak delapan macam
buku paket. Sedangkan untuk SMA/SMK, Kurikulum 2013 baru diterapkan pada
tiga mata pelajaran, sehingga bukunya lebih sedikit.
Aji mengatakan, guna mengatasi persoalan tersebut, Disdikpora DIJ
melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan tingkat kabupaten dan kota.
Sekolah yang mendapatkan kelebihan buku paket dapat digeser ke sekolah
lain yang kekurangan buku paket.
Kekurangan buku terjadi di SMPN 8 Jogja. Saat peluncuran Kurikulum
2013, sekolah kekurangan 82 buku paket bagi 300-an murid kelas VII.
“Saat ini persoalan tersebut telah ditangani dan buku sudah
dilengkapi, dengan sistem pergeseran,” kata kepala sekolah SMPN 8 Jogja
Suharno kepada Radar Jogja.
Buku-buku tersebut, kata Suharno, telah dibagikan kepada para murid
yang melaksanakan Kurikulum 2013. Buku tersebut, tidak sepenuhnya
menjadi hak murid, karena saat siswa naik kelas buku tersebut
dikembalikan ke sekolah.
Sedangkan kelebihan buku dialami SMKN 3 Jogja. Sekolah tersebut
menerima 940 eksemplar. “Sekolah kami kelebihan 100 buku. Sisa buku,
nantinya akan menjadi pegangan bagi para guru,” kata Wakil Kepala SMKN 3
Jogja, Bujang Sabri. (bhn/iwa/ga)
http://www.radarjogja.co.id/ruang-publik/92-tajuk/30277-distribusi-buku-tidak-merata.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar